Andreas, Sony (2020). Sistem Penanganan Banjir Otomatis Berbasis Mikrokontroler Menggunakan Sensor Raindrop. Universitas Andalas. Padang
Riana, Eri. Perancangan Alat Penanggulangan Dini Bencana Banjir Berbasis
Inframerah Dengan Mikrokontroller Atmega16,
Pompa Air, Dan Calling. MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA, Vol 2, No 3, Juli 2018.
William H.S. molle.Rancang Bangun Sistem Kendali Pompa Air
Bersih Bertenaga Surya Di Kawasan Relokasi
Korban Banjir Pandu. Jurnal Teknik Informatika vol 15 no 2 April-Juni 2020, hal. 119-126
Haryanto, Denni. RANCANG BANGUN POMPA AIR OTOMATIS ANTISIPASI BANJIR
DAN PINTU AIR OTOMATIS DENGAN MONITORING KETINGGIAN
AIR MELALUI DATABASE THINGSPEAK BERBASIS ARDUINO. Universitas Semarang
Septryanti, Ade. Sistem Pendeteksi Banjir dengan Sensor Ultrasonic
berbasis Mikrokontroller di kota Pangkalpinang. Jurnal TRANSFORMATIKA,
Vol.15, No.1, Juli 2017, pp. 1 - xxx
Banjir merupakan suatu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia.
Terutama di daerah yang padat penduduk seperti salah satu contohnya Kota
Jakarta. Mulai dari pelosok kota hingga ke pusat kota tersebut. Untuk
mengatasi hal tersebut , maka perlu dibuat suatu alat yang mempunyai daya
serap air secara cepat dan tanggap sehingga genangan air dari banjir dapat
teratasi. Saat sekarang sudah ada alat yang dapat menyerap air. Alat tersebut
adalah sumur resapan yang mana terbuat dari komponen bak kontrol, saluran
memasukan dan pengeluaran serta talang air. Namun alat tersebut hanya dapat
menyerap air secara perlahan ketika banjir. Tentu hal ini kurang efektif untuk
hujan yang deras dan juga lama. Agar lebih efektif maka dibuatlah sebuah alat
penanganan banjir yang dapat menyerap air secara cepat dan berfungsi secara
otomatis.
Pendahuluan
Pada alat ini Sensor Raindrop terdapat lapisan module yang
mempunyai sifat anti oksidasi sehingga tahan terhadap korosi terhadap air hujan.
Sensor Raindrop tersebut akan berfungsi mendeteksi air diwadah permukaan
permukaan. Jika tidak ada air maka alat tidak akan berfungsi dan sebaliknya
jika permukaan tersebut terdapat air maka alat akan berfungsi. Pompa DC akan
aktif lalu menyedot air yang berada dipermukaan jalan menuju wadah
penampung. Untuk membatasi kecepatan air yang masuk kedalam selang maka
digunakan Sensor Waterflow sebagai pendeteksi kecepatan air dan Motor
Driver L298 sebagai pengatur PWM pada Pompa DC. Sensor Ultrasonik
digunakan untuk mendeteksi ketinggian air pada wadah penampung.
Landasan Teori
a. Banjir
Pada umumnya banjir terjadi pada lahan kering yang terendam oleh air, dimana
adanya dataran cekung yang tergenang akibat curah hujan yang berlebihan.
Banjir juga dapat disebabkan oleh limpahan air yang alirannya sudah melebihi
kapasitas sistem drainase penampungnya. Bencana banjir juga disebabkan oleh
rendahnya permeabilitas tanah sehingga tanah tidak mampu lagi untuk
menyerapair yang tergenang. Selain itu, banjir juga dapat terjadi akibat naiknya
permukaan air diatas curah hujan yang normal, adanya perubahan suhu pada
suatu wilayah, waduk/bendungan yang roboh, proses pencairan salju yang
singkat, dan terhambatnya aliran air di tempat lain
b. Sensor Raindrop
Pada Sensor Raindrop terdapat IC komparator yang mengakibatkan sensor
mampu mendeteksi adanya logika tinggi dan logika rendah (hidup atau mati).
Tegangan yang dihasilkan oleh modul sensor ini kemudian dihubungkan ke pin
Arduino khusus, yang dapat mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital.
Sinyak analog dari sensor Raindrop digunakan untuk mendeteksi air.
c. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sensor yang mengubah besaran fisik berupa suara
menjadi listrik. Sensor ultrasonik biasanya digunakan di berbagai layar nonsentuh, seperti pada aplikasi pengukuran jarak. Alat tersebut akan
memancarkan gelombang ultrasonik ke arah target dan memantulkan kembali
gelombang tersebut ke sensor.
d. Pompa DC
Pompa adalah alat yang memungkinkan cairan yang tidak dapat dimampatkan
untuk mengalir, bergerak dan bersirkulasi dengan cara meningkatkan tekanan
11
dan kecepatan dari satu tempat ke tempat lain.Dengan kata lain, pompa adalah
alat yang mengubah energi mekanik alat penggerak menjadi energi potensial. Prinsip kerja pompa adalah menyedot fluida dan memberikan tekanan padanya.
e. Driver Motor L298
L298 merupakan IC driver motor yang dapat mengontrol arah putaran dan
kecepatan motor DC atau stepping motor. Pada IC L298 ini terdapat rangkaian
transistor H-bridge NPN. Transistor - Transistor ini digunakan sebagai saklar
12
untuk mengatur arah putaran motor. Gerbang logika pada rangkaian digunakan
untuk mengaktifkan transistor sesuai dengan sinyal input masing-masing pin.
f. Mikrokontroler Arduino Uno
Arduino adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328. Arduino memiliki
14 pin input / output, 6 pin di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM,
6 input analog, osilator kristal 16 MHz, koneksi USB, colokan listrik, header
ICSP, dan tombol reset. Arduino dapat mendukung mikrokontroler; dapat
dihubungkan ke komputer menggunakan kabel USB.
g. Pulse Width Modulation
Modulasi lebar pulsa adalah metode menghasilkan tegangan analog dari nilai
digital. PWM adalah metode pengaturan kecepatan putaran motor dengan
mengatur persentase lebar pulsa tinggi terhadap periode sinyal gelombang
persegi berupa tegangan periodik yang diterapkan pada motor sebagai sumber
tenaga. Semakin besar rasio durasi sinyal tinggi terhadap periode sinyal,
semakin cepat motor akan berputar. Siklus kerja mewakili sebagian kecil waktu sinyal dalam keadaan logika tinggi
dalam sebuah siklus. Satu siklus dimulai dari transisi sinyal rendah ke tinggi
dan berakhir pada transisi berikutnya.
h. Sensor Water Flow
Sensor WaterFlow merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi aliran
air. Sensor WaterFlow terdiri dari katup plastik (badan katup), rotor air, dan
sensor efek Hall. Ketika air mengalir melalui rotor, rotor akan berputar, dan
kecepatan rotor akan sesuai dengan aliran air yang masuk melalui rotor. Sinyal
pulsa dari rotor akan diterima oleh sensor hall effect untuk diproses lebih lanjut
di mikrokontroler.
Perancangan Sistem
1. Analisa Kebutuhan Sistem
a. Kebutuhan Fungsional Sistem
Sistem mampu mendeteksi air menggunakan Sensor Raindrop.
Sistem mampu mendeteksi ketinggian air pada wadah penampung
menggunakan Sensor Ultrasonik.
Sistem harus dapat menyerap air pada wadah penampung dengan kecepatan
maksimum.
Sistem mampu mengukur kecepatan air yang mengalir kedalam saluran
menggunakan WaterFlow Sensor
b. Kebutuhan Non Fungsional Sistem
Pipa yang dipasang dari pompa ke poros penyerapan air diwadah
permukaan maupun penampung dipasang secara vertikal.
Pipa yang di pasang dari pompa pada poros pengeluaran air yang
berasal dari permukaan maupun di wadah penampung dipasang secara
horizontal.
2. Rancangan Umum
Dapat dilihat dsini sistem menggunakan tiga sensor, yaitu Sensor Raindrop,
Sensor Waterflow, Sensor Ultrasonik. Sensor Raindrop berfungsi untuk
mendeteksi banjir pada prototype wadah dipermukaan. Hasil dari bacaan data
oleh Sensor Raindrop berupa nilai Analog Digital Converter (ADC) akan
dikirimkan ke Arduino Uno untuk mengaktifkan Pompa DC. Sensor Waterflow
berguna untuk mendeteksi debit air yang masuk menuju wadah penampung.
Hasil bacaan dari Sensor Waterflow dikirimkan ke Arduino Uno lalu Motor
Driver L298 akan mengatur kecepatan motor pada Pompa DC. Pompa DC
berfungsi untuk memompa air dari wadah dipermukaan menuju wadah
penampung dan wadah penampung menuju pembuangan/ laut. Sensor
ultrasonik digunakan untuk mendeteksi ketinggian air pada wadah penampung
dengan cara memancarkan gelombang menuju air yang berada di wadah
penampung lalu memantulkan balik gelombang kearah Sensor Ultrasonik
3. Rancangan Proses
Sistem
penanganan banjir secara otomatis dimulai dengan pembacaan air yang berada
di permukaan. Kemudian jika air tersebut terdeteksi oleh sesnsor raindrop dan
tegangan portnya sama dengan nol, maka proses pada wadah permukaan akan
dilakukan dan jika tidak maka masuk pada proses selanjutnya yaitu
menentukan ketinggian air yang berada pada wadah penampung. Jika tinggi air
lebih dari 5cm maka pompa akan aktif dan menyerap air dari wadah
penampung menuju pembuangan. Namun apabila air kurang sama dengan 5cm
maka penyerapan tidak akan dilakukan dan kembali menuju proses awal.
4. Rancangan Detail Komponen Sistem
a. Perancangan Perangkat Keras
Prinsip kerja dari masing – masing perangkat keras
adalah:
1. Sensor Raindrop digunakan untuk mendeteksi air dan menentukan kondisi
awal permukaan prototype jalan apakah banjir atau tidak.
2. Sensor Waterflow digunakan untuk mendeteksi kecepatan air yang masuk
kedalam.
3. Sensor Ultrasonik digunakan untuk mendeteksi ketinggian air yang berada
pada area penampung.
4. Arduino Uno digunakan untuk memproses data dari masing – masing
komponen sesuai dengan fungsinya.
5. Driver Motor L298 digunakan untuk mengatur kecepatan dari motor yang
berada pada Pompa DC.
6. Pompa DC digunakan untuk menyerap dan membuang air dari permukaan
maupun wadah penampung.
b. Perancangan Perangkat Lunak
Sistem penanganan banjir secara otomatis dimulai
dengan pembacaan air oleh sensor raindrop. Kemudian jika tegangan port sama
dengan nol maka pompa 1 dan Sensor Waterflow aktif serta proses selanjutnya
akan dilakukan, jika tidak maka masuk pada proses selanjutnya yaitu
pembacaan ketinggian air yang berada pada wadah penampung yang dilakukan
oleh sensor ultrasonik. Jika tinggi air lebih dari 5cm maka pompa akan aktif
dan menyerap air dari wadah penampung menuju pembuangan. Namun apabila
air kurang sama dengan 5cm maka penyerapan tidak akan dilakukan dan
kembali menuju proses awal.
5. Rancangan Pengujian a. Pengujian Perangkat Keras
b. Pengujian Perangkat Lunak
Software yang akan di gunakan pada sistem adalah Arduino IDE. Arduino IDE
berfungsi untuk menjalankan perintah – perintah yang telah diprogram pada
sistem. Pengujian yang dilakukan adalah menguji program berhasil dan
25
melakukan profiling pada Mikrokontroler Arduino UNO, menguji pembacaan
nilai dari Sensor Ultrasonik, Sensor Raindrop dan sensor waterflow, serta
menguji pemberian nilai PWM pada Pompa DC.
6. Analisis Kebutuhan Penelitian
Implementasi dan Pengujian
1. Implementasi
a. Implementasi Hardware
Pada implementasi hardware terdapat sensor Raindrop yang digunakan sebagai
inputan awal untuk mendeteksi adanya banjir. Selain sensor Raindrop, Sensor
Walterflow dan juga sensor Ultrasonik menjadi input pada sistem. Sensor
Waterflow berfungsi untuk mendeteksi kecepatan air yang mengalir didalam
selang dan sensor Ultrasonik untuk mendeteksi ketinggian air pada wadah
penampung. Selanjutnya data dari input sensor-sensor tersebut akan diolah menggunakan
Mikrokontroler Arduino UNO. Pada mikrokontroler ini terdapat program yang
dapat mengaktifkan sistem atau tidaknya berdasarkan data input yang masuk.
b. Implementasi Software
Pada sistem ini software yang digunakan adalah Arduino IDE. Implementasi
software pada sistem ini terdiri dari pendeteksiaan air, pembacaan kecepatan air
yang mengalir, pendektesian ketinggian air dan pemrograman PWM.
c. Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan penggabungan hardware dan software
menjadi suatu sistem penanganan banjir otomatis ini. Sistem penanganan banjir
ini di implementasikan berupa prototype.
2. Pengujian dan Analisa
a. Pengujian dan Analisa Hardware
Pengujian Sensor Raindrop
Pengujian Sensor Raindrop dilakukan untuk mengetahui kondisi jalan yaitu
kering atau basah dengan keluaran tegangan sensor raindrop yaitu high atau low
dan output ADC pembacaan sensor.
Pengujian Sensor Waterflow
Pengujian Sensor Waterflow dilakukan untuk menguji data yang didapat oleh
sensor sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan hasil yang didapatkan Sensor Waterflow dengan hasil yang
didapatkan secara manual.
Percobaan ini dilakukan untuk menguji tingkat keakuratan dari Sensor
Waterflow.
Pengujian Sensor Ultrasonik
Pengujian Sensor Ultrasonik dilakukan untuk menguji ketepatan data sensor
dan membandingkan data Sensor tersebut dengan data yang diukur manual
yang menggunakan meteran.
Pengujian rangkaian Pompa DC
Pada pengujian ini rangkaian Pompa DC terdiri dari Pompa DC yang terhubung
ke Motor Driver L298 kemudian Motor Driver L298 terhubung ke Arduino
UNO. Pengujian Pompa DC bertujuan untuk mengetahui debit air yang mengalir dan
diserap oleh Pompa DC pada berbagai nilai PWM yang diberikan.
b. Pengujian dan Analisa Software
Pengujian perangkat lunak terdiri dari pengujian dalam keberhasilan
pengeksekusian program yang telah dibuat pada Arduino IDE. Diantaranya
Program yang diujikan adalah pembacaan data input yaitu air, debit air yang
mengalir, ketinggian air serta menguji program PWM yang mempengaruhi
debit air.
c. Pengujian Secara Keseluruhan
Pengujian Kerja Sistem Secara Otomatis
Pengujian pada kerja sistem secara otomatis dilakukan dengan melihat
bagaimana kerja sistem pada kondisi tertentu. Saat air telah terdeteksi oleh
Sensor Raindrop dan ketinggian air pada wadah penampung sudah melebihi
dari ketinggian yang di tetapkan bagaimana keadaan sistemnya, apakah
penyerapan akan dilakukan atau tidaknya.
Persentase keberhasilan sistem otomatis secara keseluruhan adalah 100%. Hal
ini menunjukan kerja sistem penanganan banjir otomatis berbasis
mikrokontroler menggunakan sensor raindrop berjalan sangat baik dengan
ditandai centang pada tabel.
Kesimpulan
Sistem dapat mendeteksi adanya air menggunakan Sensor Raindrop
dengan nilai tegangan 0 (low).
Sistem dapat mengukur kecepatan air yang mengalir kedalam saluran
yang menuju kewadah penampung menggunakan Sensor Waterflow
dengan tingkat error pengukuran 6,57%.
Sistem dapat mendeteksi ketinggian air pada wadah penampung
menggunakan Sensor Ultrasonik dengan tingkat error pengukuran
0,83%.
Sistem dapat melakukan penyerapan maupun pembuangan air akibat
banjir menggunakan Pompa DC dengan tingkat keberhasilan 100%
Sistem dapat melakukan penanganan banjir secara otomatis.
Rangkaian Percobaan
Video Percobaan
Video Simulasi oleh kelompok lain
Daftar Pustaka
Sari. Nursita, "Benarkah Banjir Jakarta tahun 2020 Adalah Yang Terparah,"
Kompas.com, Jakarta, 2020
Aziz, Fauzan Zulfa. 2019. Sistem Monitoring Banjir Berbasis Internet Of
Things dan Geographic Information Sistem. Universitas Andalas:
Padang
Yohana, C., Griandini, D., & Muzambeq, S. (2017). Penerapan Pembuatan
Teknik Lubang Biopori Resapan Sebagai Upaya Pengendalian
Banjir. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM), 1(2), 296-
308. https://doi.org/10.21009/JPMM.001.2.10
Mualana, G., Pancono, S., & Mia, A. (2018) Desain dan Implementasi
Sistem Pengendalian Otomatis untuk Mengatur Debit Air Pada
Prototipe Bendung sebagai Pencegahan Banjir. Jurnal Teknik
Informatika dan Sistem Informasi (JUTISI), 4(3), 407-421.
http://dx.doi.org/10.28932/jutisi.v4i3.873
Hasiholan, C., Primananda, R., Amron, K. "Implementasi Konsep Internet
of Things pada Sistem Monitoring Banjir menggunakan Protokol MQTT
", jutisi, vol.2, no.12, pp. 6128-6135, Dec. 2018.
Anshari, Fauzan. 2019. Sistem Monitoring Kelancaran Drainase
Menggunakan Fuzzy Logic Untuk Peringatan Dini Banjir Berbasis
Internet Of Things. Universitas Andalas: Padang
Paat. Yustinus, "Banjir Jakarta Akibat Kurangnya Daerah Resapan Air,"
Beritasatu.com, Jakarta, 2016
Rina.Yuk mengenal sumur resapan air hujan pencegah banjir.
https://jawaracorpo.com/Yuk-Mengenal-Sumur-Resapan-Air-HujanPencegah-Banjir/, diakses pada 27 januari 2020 jam 17.56 WIB
Rahayu. Dkk. (2009). Banjir dan Upaya Penanggulangannya. Bandung :
Pusat Mitigasi Bencana (PMB-ITB)
IDEP, 2007. Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis
Masyarakat, Edisi ke-2, Bali : Yayasan IDEP.
Ligal, S. 2008. Pendekatan Pencegahan dan Penanggulangan Banjir.
Jurnal. Dinamika Teknik Sipil Volume 8, No. 2 Juli 2008.
Kodoatie, R.J. dan Sugiyanto, 2002. Banjir, Beberapa Penyebab dan
Metode Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta
M. Suleman, Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda
Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroller AT89S52.
M. Y. Mustar & R. O. Wiyagi. Implementasi Sistem Monitoring Deteksi
Hujan dan Suhu Berbasis Sensor Secara Real Time. Jurnal.Semesta
Teknika, Vol. 20, No. 1, 20-28, Mei 2017
[Online]. Available: https://3.imimg.com/data3/VA/PK/MY-3287828/rainsensor-rain-drops-detection-sensor-500x500.jpg. [Diakses 8 februari
2020].
U. M. Arief, Pengujian Sensor Ultrasonic PING untuk Pengukuran Level
Ketinggian dan Volume Air, 2011
Badidi, J., Asri, E., & Aisuwarya, R. (2018, March 29). Rancang Bangun
Robot Tank Automatik Pendeteksi Halangan dengan Kendali Fuzzy
Logic. JITCE (Journal of Information Technology and Computer
Engineering),2(01),7-18.
[Online].Available:https://www.makerlabelectronics.com/my_uploads/201
6/05/ultrasonic-sensor-HCSR04-1.jpg. [Diakses 8 februari 2020].
Pamungkas, H. Y. 2010. Monitoring kelembaban tanah dalam pot berbasis
mikrokontroler atmega 168 dengan tampilan output situs jejaring sosial
twitter untuk pembudidaya dan penjual tanaman hias anthurium.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
Rohman, Fathor. Tanpa tahun. Prototype alat pengukur kecepatan aliran
dan debit air (flow meter) dengan tampilan digital. Fakultas Teknologi
Industri Universitas Gunadarma:Depok
Research Design Lab. No Year. Motor Driver L298.
www.reasearchdesignlab.com. diakses tanggal 9 Februari 2020, jam
08.18 WIB.
Djuandi, Feri.2011. Pengenalan arduino.
http://tobuku.com/docs/ArduinoPengenalan.pdf. Diakses Pada 9 februari
2020, jam 08.37 WIB.
Kasoep, W. (2017, March 20). Rancang Bangun Mobile Robot
Micromouse Untuk Pencarian Rute Terpendek Menggunakan Algoritma
Flood Fill. JITCE (Journal of Information Technology and Computer
Engineering),1(01),8-16.
Hidayati, Qory. Tanpa Tahun. Pengaturan kecepatan motor DC dengan
menggunakan mikrokontroler atmega 8535. Jurusan Teknik Elektronika
Politeknik Negeri Balikpapan: Balikpapan.
Prayogo, Rudito. 2012. Pengaturan pulse width modulation dengan PLC.
Universitas Brawijaya: Malang.
Marzuki, Andri. Pulse Width Modulation (PWM). Bogor :Institut
Pertanian Bogor.
Thomas Braunl. 2006. Embedded Robotics, Mobile Robot Design and
Applications with Embedded Systems, Second Edition. Springer.
Aisuwarya, R., & Fatimah, N. (2019, March 29). Rancang Bangun Sistem
Pencampur Minuman Jamu Otomatis Berbasis Mikrokontroler. JITCE
(Journal of Information Technology and Computer Engineering), 3(01),
8-17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar